Ternyata, Sawang Sinawang Artinya …

Home » NLP » Ternyata, Sawang Sinawang Artinya …

Ternyata, Sawang Sinawang Artinya …

Hidup di tanah Jawa membuat kita menjadi sering bersentuhan dengan kebudayaan hingga hal-hal yang bersifat filosofis terkait dengan nasehat-nasehat kehidupan. Bagi orang jawa sendiri tentu tidaklah asing dengan hal semacam ini, karena seperti yang kita ketahui ada banyak nasehat yang memiliki makna mendalam dari leluhur yang diberikan secara turun-menurun, bahkan tidak sedikit para penulis yang merangkumnya dan menjadikan sebuah buku.

Contoh semisal sebuah semboyan yang sering kita dengar namun kita tidak menyadari bahwa itu merupakan sebuah nasehat yang penuh akan makna, yaitu jer basuki mawa beya yang memiliki arti selamat, berhasil, bahagia, beruntung, membutuhkan biaya, pengorbanan serta kerja keras. Lihat, bagaimana susunan kalimat tersebut dapat menyadarkan kita bahwa untuk dapat mencapai suatu hal yang kita inginkan membutuhkan upaya dan juga biaya.

Dari sini kita dapat belajar bahwa, apa yang disampaikan oleh nenek moyang kita terdahulu merupakan hal-hal yang memiliki makna positif dan memberdayakan. Bila dibedah dari sisi linguistic atau bahasa, maka nasehat-nasehat kuno dari Jawa ini tentu berada di level sastra yang sangat tinggi!

Selain itu, budaya Jawa juga dikenal hingga ke berbagai penjuru dunia. Ini terbukti dengan banyaknya wisatawan asing yang datang berkunjung ke Indonesia, tepatnya di Pulau Jawa, untuk mempelajari kebudayaan yang berada di dalamnya.

JADI, APA ITU SEJATINYA MAKNA SAWANG SINAWANG?

Nah sekarang balik lagi ke pembahasan utamanya, dalam ungkapan yang sering diucapkan oleh orang-orang Jawa yaitu sejatine urip kuwi mung sawang sinawang (sejatinya hidup itu Cuma sawang sinawang). Lalu sawang sinawang artinya apa sih? Baik, mari kita bedah pelan-pelan ya, jadi “sawang” memiliki arti lihat/pandang (melihat/memandang).

Agar lebih mudah memahami, kita ambil contoh saja penggunaan kalimat ini sebagai nasehat ya. Jadi gini, disaat kita melihat kenikmatan duniawi yang dimiliki oleh orang lain, maka dalam hati boleh kita katakan (sebagai afirmasi/self talk) “sejatine urip kuwi mung sawang sinawang”, widiiih berasa kayak lagi baca mantra ya? Hehehehe …

Jadi secara sederhana kalimat tersebut dimaknai sebagai, sejatinya apa yang kita lihat tidak seperti yang nampak. Ada banyak hal yang tidak kita ketahui dari apa yang kita lihat tersebut, semisal dia memiliki kekayaan yang luar biasa namun keluarganya berantakan. Atau mungkin dia memiliki mobil mewah tapi ia harus kehilangan orang tuanya terlebih dahulu, alias ia bisa mendapatkan mobil mewah tersebut dari hasil warisan, dan yang semisalnya.

Dari sini kita dapat belajar untuk dapat senantiasa bersyukur dengan apa yang telah kita miliki saat ini dan disini. Jadi tidak “silau” dengan apa yang telah dimiliki oleh orang lain. Perasaan syukur inilah yang membuat kita merasa cukup denga napa yang ada. Keren ya? Maknanya bisa sedalam ini lho!

Karena dengan membandingkan apa yang dimiliki oleh orang lain dengan diri kita, ternyata ini menjadi sebuah pintu perasaan-perasaan negative seperti iri ataupun dengki. Ya memang sih, tidak semua seperti itu, ada juga yang malah menjadi termotivasi untuk dapat memiliki apa yang orang lain miliki.

Namun masalahnya tidak semua orang punya pengendalian diri yang baik, daripada jatuhnya ke dalam perasaan-perasaan yang negatif dan tidak memberdayakan, maka lebih baik untuk mensyukuri apa yang ada saja kan? Dari sini juga akhirnya sikap sumeleh itu muncul, nah lo apalagi ini sumeleh? Hehehe … Sumeleh ini merupakan perasaan ikhlas, pasrah dan menerima keadaan. Dan ini juga merupakan istilah yang dipakai oleh orang-orang Jawa untuk menggambarkan suatu keadaan ikhlas dan penerimaan.

Kebayang ya bagaimana jadinya bila kita menjadi pribadi yang senantiasa bersyukur dan menerima apa saja hal-hal yang sudah kita miliki? Tentu perasaan cukup dan puas senantiasa hadir di dalam hati. Dan sekarang kita menjadi semakin sadar tentang kurangnya rasa syukur terhadap apa saja yang sudah dimiliki akan menjadi pencetus munculnya perasaan-perasaan negatif yang tidak memberdayakan diri.

BAGAIMANA SEORANG PRAKTISI NLP (NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING) MENYIKAPI HAL INI?

Nah, untuk yang belum tau ap aitu NLP, maka saya berikan penjelasan sedikit ya biar bisa nyambung dengan uraian di pembahasan kali ini. NLP merupakan sebuah pengetahuan yang mempelajari tentang cara mengubah pola pikir dan perilaku. Pengetahuan ini muncul setelah dirumuskan oleh dua orang jenius yang bernama Richard Bandler dan John Grinder di tahun 70’an.

Pengetahuan inilah yang dijadikan para praktisi pengembangan dan pemberdayaan diri untuk dapat menumbuhkan dan mengubah pola pikir serta perilaku mereka. Namun tidak berhenti disitu, NLP sendiri juga merupakan alat bantu untuk dapat mempercepat kesuksesan. Terbukti dengan banyaknya orang-orang besar dan sukses di penjuru dunia telah membuktikan kedahsyatan dari pengetahuan yang satu ini.

Di dalam NLP kita akan mempelajari serangkaian metode, attitude dan juga Teknik yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan diri. Yang akhirnya kita dapat memiliki pola pikir yang tepat, sikap yang lebih fleksibel dalam menjalani kehidupan, pola komunikasi yang jauh lebih baik serta lebih persuasif dan lebih mudah dalam melakukan modifikasi perilaku. Selain dapat diterapkan untuk diri sendiri, NLP juga dapat digunakan untuk membantu orang lain dalam proses perubahan pola pikir dan perilaku.

Itulah sebabnya, sejak tahun 2000an NLP sangat menjamur di Indonesia. Banyak pelatihan ataupun seminar yang membawakan tema-tema dalam NLP. Bahkan para trainer dan motivator di Indonesia juga mayoritas mempelejari NLP ini. Keren ya?

Dan sebagai praktisi serta pengajar NLP selama belasan tahun seperti saya ini, tentu menjadi hal yang sangat menggelitik bila dipertemukan dengan hal-hal yang berbau bahasa-bahasa seperti ini, karena NLP sendiri tidaklah terlepas dari pembahasan Linguistic atau bahasa kan? Jadi, yuk mari kita bahas!

Baca juga : Strategi Berpikir ala NLP

Saya pribadi akan menjelaskan sawang sinawang artinya dari sudut pandang NLP (Neuro-Linguistic Programming) ternyata malah menjadi lebih menarik lagi! Karena hal ini mengingatkan saya pada salah satu presuposisi (asumsi dasar) di dalam NLP yang disebutkan yaitu the map is not the territory atau peta bukanlah wilayah, yang artinya bahwa apa yang terjadi di luar diri kita tidaklah sama dengan apa yang ada di dalam diri.

Jadi kita hanya menerjemahkan atau menafsirkan apa yang kita terima oleh panca indera kita sesuai dengan pengalaman, nilai-nilai hidup dan juga keyakinan-keyakinan yang sudah tertanam dalam pikiran bawah sadar kita. Itulah sebabnya, tidak semua yang diterima oleh panca indera kita itu benar-benar menjelaskan keadaan yang sebenarnya dari informasi apapun yang kita terima.

Dengan belajar NLP, saya pribadi dapat menjadi lebih berhati-hati dengan berbagai informasi yang masuk ke dalam pikiran. Sederhananya, NLP menjadikan saya memiliki filter pikiran yang jauh lebih dahsyat dibandingkan dulu ketika saya belum mempelajari NLP. Hal ini disebabkan karena NLP mengajarkan tentang bagaimana saya mengenali pola-pola dan struktur bahasa, disinilah akhirnya saya terlatih untuk memilah dan memilih informasi apa yang baiknya saya masukkan ke dalam pikiran saya. Dan kabar baiknya, Anda pun juga punya kesempatan yang sama untuk mempelajari NLP ini lho!

Jadi sudah ga bingung lagi kan sawang sinawang artinya apa? Semoga kita senantiasa dapat menjadi pribadi yang bersyukur dengan segala hal yang sudah Allah takdirkan dan gariskan untuk kita. Sebarkan artikel ini untuk teman-temanmu yang masih mencari sawang sinawang artinya apa?

Idrus putra

Konsultasikan kebutuhan training Anda sekarang. Bersama Ahlinya, setiap perubahan pasti lebih mudah dilakukan.