Strategi Berpikir Ala NLP

Home » NLP » Strategi Berpikir Ala NLP

Strategi Berpikir Ala NLP

Hampir di setiap pelatihan yang saya bawakan, terutama yang berhubungan dengan perubahan perilaku, saya sering menggunakan pendekatan Neuro-Linguistic Programming sebagai metodologi dan juga teknik untuk membantu serta mempercepat proses perubahan peserta. Dan tidak hanya dalam pelatihan saja, dalam sesi konseling dan juga coaching saya juga senantiasa menerapkan prinsip-prinsip Neuro-Linguistic Programming di dalamnya.

Tidak dipungkiri lagi bahwa Neuro-Linguistic Programming menawarkan berbagai macam teknik hingga strategi berpikir yang dapat membuat seseorang yang mempelajari dan mempraktekkannya menjadi sangat terbantu.

Strategi berpikir ala NLP ini sendiri sengaja saya tuliskan, agar Anda yang membaca artikel saya saat ini juga turut mendapatkan manfaat dari pengetahuan Neuro-Linguistic Programming yang selama ini juga Alhamdulillah telah membantu saya hampir di berbagai sektor kehidupan.

Dan untuk Anda yang mungkin belum pernah mempelajari Neuro-Linguistic Programming secara formal dalam kelas pelatihan, mungkin Anda masih sedikit bingung tentang apa sih sebenarnya yang dipelajari dalam Neuro-Linguistic Programming, sesaat lagi akan saya jelaskan secara ringkas agar dapat nyambung dengan maksud saya dalam menulis artikel ini.

Namun bagi Anda yang sudah pernah mempelajari Neuro-Linguistic Programming tentu akan lebih mudah dalam memahami artikel yang saya tuliskan pada kesempatan kali ini.

Baik, sebelum saya masuk pada pembahasan tentang strategi berpikir ala NLP ini maka akan saya jelaskan sedikit saja tentang pemahaman dasar Neuro-Linguistic Programming. Walaupun mungkin Anda sudah cukup banyak membaca literatur tentang Neuro-Linguistic Programming, setidaknya Anda belum membaca penjelasan Neuro-Linguistic Programming dari saya kan? Hehehehe …

Kalau Anda berselancar di google, bisa jadi Anda menemukan banyak sekali definisi tentang Neuro-Linguistic Programming dan bisa jadi Anda yang masih awam tentang pengetahuan yang satu ini juga dibuat bingung karena terlalu banyak definisi tentang Neuro-Linguistic Programming itu sendiri. Hehehe …

APA ITU NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING?

Bagi saya pribadi, saya mendefinisikan bebas Neuro-Linguistic Programming sebagai pengetahuan yang mempelajari tentang cara mengubah perilaku.

Anda boleh dan bebas-bebas saja untuk mendefinisikan apa itu Neuro-Linguistic Programming menurut pemahaman Anda sendiri. Karena yang terpenting bukan “Apa itu Neuro-Linguistic Programming?” melainkan “Bagaimana Neuro-Linguistic Programming dapat membantu kehidupan kita untuk menjadi lebih berdaya?”. Karena Neuro-Linguistic Programming sendiri merupakan sebuah pengetahuan yang sangat praktis untuk membantu manusia dalam mencapai suatu ekselensi (kehebatan) yang diidam-idamkan

Dan jika Anda menemukan definisi yang berbeda tentang Neuro-Linguistic Programming di luar sana dan Anda merasa nyaman serta lebih mudah memahaminya, ya silahkan saja Anda menggunakan referensi tersebut. Setidaknya ini bagian dari sumbangsih saya untuk dapat membumikan Neuro-Linguistic Programming di nusantara.

Dalam kesempatan ini saya juga tidak akan membahas sejarah Neuro-Linguistic Programming secara panjang lebar, karena Anda juga dapat menemukan referensi terkait sejarah Neuro-Linguistic Programming di luar sana.

Namun yang perlu Anda ketahui secara mendasar yaitu pengetahuan ini di formulasikan oleh dua orang jenius yaitu Richard Bandler dan John Grinder. Walaupun sebenarnya ada banyak nama yang terkait dalam perumusan NLP namun dua sosok ini yang paling dikenal dikalangan awam. Ada beberapa nama lain seperti Leslie-Cameron Bandler, Judith DeLozier, Robert Dilts, dan David Gordon yang juga berperan besar dalam terbentuknya Neuro-Linguistic Programming ini.

Ada banyak “cabang” di dalam Neuro-Linguistic Programming, seperti Meta States yang dipopulerkan oleh Michael Hall, Neuro Associative Conditioning yang dipopulerkan oleh Anthony Robbins, ada juga Ted James yang mengembangkan metode Time Line Therapy dan masih banyak yang lainnya. Yang pada intinya, Anda akan menemukan banyak sekali varian dari Neuro-Linguistic Programming ini di dunia.

Tidak perlu bingung dengan berbagai hal yang saya sebutkan tadi, jadi cukup sebagai referensi untuk Anda saja dan kita fokuskan pada pembahasan inti tentang strategi berpikir ala NLP sesaat lagi.

Oiya, satu hal penting lagi yang ingin saya sampaikan bahwa Neuro-Lingustic Programming bukanlah terapi, ini salah kaprah dan fatal! Karena banyak orang yang beranggapan bahwa pengetahuan ini ditujukan untuk terapi, bahkan banyak pengajar Neuro-Lingustic Programming sendiri yang sampai mengatakan. Kalau mau tahu detailnya, nanti bisa dibuka disini.

Nah sekarang jadi makin tahu kan?

NLP SEBAGAI STRATEGI BERPIKIR

Untuk Anda yang terbiasa dengan dunia pemrograman komputer, terdapat kemiripan cara kerjanya, yaitu sama-sama memiliki prinsip input-proses-output.

Input ini ditandai dengan adanya informasi yang masuk ke dalam diri kita, yang kemudian dilanjutkan untuk di proses dengan pikirandan menjadi output berupa program dan perilaku. Serangkaian peristiwa inilah yang menjelaskan bagaimana perilaku manusia terbentuk.

Jadi segala bentuk perilaku kita ini berdasarkan program-program yang sudah ada, termasuk di dalamnya bagaimana cara kita mengambil keputusan, cara kita merespon suatu informasi, cara kita dalam memaknai suatu peristiwa dan yang semisalnya.

Kalau disimpulkan, tidak ada perilaku yang terbentuk tanpa adanya serangkaian proses tadi. Itulah sebabnya jika kita ingin lebih mudah untuk mengubah suatu perilaku, maka dengan mengetahui urutan terbentuknya suatu program di dalam pikiran kita hingga berbuah menjadi solusi yang paling cepat.

Cara kita menangkap informasi dari dunia luar selalu merujuk pada panca indera kita yang paling dominan. Itulah sebabnya bila ada 5 orang yang bepergian bersama-sama ke suatu tempat, mereka memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Bisa jadi, ada yang sangat terkesan dengan pemandangan yang ia dapat disana, ada juga yang sangat berkesan dengan berbagai macam sajian kuliner yang ada dan lain-lain. Intinya, pengalaman tersebut terbentuk karena adanya peran dari panca indera yang paling dominan.

Panca indera sendiri dalam NLP dikenal dengan istilah modality yang terdiri dari Visual (penglihatan), Auditory (pendengaran), Kinesthetic (peraba), Olfactory (penciuman) dan Gustatory (pengecapan).

Nah, jika seseorang mengalami suatu trauma atau phobia pun juga sama. Ada yang sangat terganggu secara visual semisal melihat darah, terganggu secara auditory semisal suara yang sangat kencang, terganggu secara kinesthetic semisal dengan sensasi yang muncul di tubuh. Semua berdasarkan panca indera yang paling dominan yang digunakan dalam menerima informasi.

Modality yang saya sebutkan tadi merupakan bagian dari Neuro dalam terminologi Neuro-Linguistic Programming. Itulah sebabnya dalam kegiatan memfasilitasi perubahan perilaku klien, saya menyentuh bagian ini terlebih dahulu. Saya melakukan intervensi tentang bagaimana cara klien tersebut dalam melihat, mendengar dan juga merasakan pengalaman yang kurang menyenangkan yang dialaminya.

Dengan mengubah cara klien dalam melihat, mendengar dan merasakan pengalaman yang tidak memberdayakan tersebut. Maka secara otomatis terjadi perubahan makna dalam tataran Linguistic, bisa jadi saya yang melakukan intervensi dalam tatanan bahasa untuk mengubah makna yang terdapat dalam peristiwa tersebut.

Prinsipnya sederhananya jika cara seseorang dalam melihat, mendengar dan merasakan atas suatu pengalaman diubah yang kemudian disusul dengan perubahan susunan bahasa (linguistik) yang ia gunakan, maka dengan sendirinya perilaku orang tersebut juga akan berubah.

Inilah Neuro-Linguistic Programming yang saya gunakan sebagai strategi berpikir. Selalu ada urutan, struktur dan pola yang “hinggap” dalam suatu perilaku. Tugas kita adalah membongkar susunan tersebut dan kemudian melakukan intervensi di dalamnya.

Strategi berpikir ala NLP ini versi pragmatis yang saya dapatkan dari proses belajar, praktek dan mengajarkan Neuro-Linguistic Programming selama lebih dari 11 tahun. Saya pribadi orangnya tidak begitu suka dengan hal yang ribet. Apa saja yang dapat menghasilkan perubahan pada diri klien maka saya lakukan saja. Intinya klien berubah dan berhasil, sudah itu saja kan?

Ada banyak hal yang ingin saya bahas tentang Neuro-Linguistic Programming ini, tapi sebelum nantinya Anda putuskan untuk lebih serius belajar pengetahuan ini, saya pernah menuliskan artikel lain tentang tips atau Cara Belajar NLP yang bisa Anda baca dan gunakan sebagai referensi.

Sekiranya ini yang bisa saya tuliskan untuk Anda, semoga dapat menjadi manfaat dan saya ucapkan terima kasih telah mampir di tulisan saya ini.

Idrus putra

Konsultasikan kebutuhan training Anda sekarang. Bersama Ahlinya, setiap perubahan pasti lebih mudah dilakukan.