Dalam menjalani kehidupan ini, beberapa dari kita mungkin telah banyak “bersentuhan” dengan kegagalan ataupun kekalahan, dan mungkin tidak sedikit dari kita mengalami penyesalan atau masa-masa penyangkalan terhadap kegagalan ataupun kekalahan tersebut.
Para sahabat ataupun orang-orang terdekat yang peduli dengan kita mungkin akan memberikan dukungan/support agar kita dapat segera bangkit dari masa-masa tersebut. Namun tidak jarang dukungan dari mereka tidak memberikan dampak sedikitpun.Tidak sedikit orang merasa nyaman dengan ketidak nyamanan yang sedang terjadi di dalam dirinya, pada dasarnya mengalami kegagalan adalah hal yang mungkin kurang menyenangkan, atau bahkan tidak menyenangkan.
Baca juga : Nyaman Dalam Ketidak Nyamanan
Namun tanpa kita sadari kita justru menjadi nyaman dengan hal tersebut, mungkin saja dalam masa-masa tersebut kita mendapatkan perhatian yang lebih dari orang-orang yang berada disekitar kita. Tanpa kita sadari pula, kita sedang menikmati masa-masa penyesalan tersebut.
Pada dasarnya kita tetap diperbolehkan untuk menyesali apa yang telah terjadi dalam suatu proses pencapaian, hanya saja kita tidak diperbolehkan untuk terlena dalam masa penyesalan tersebut. Penyesalan merupakan suatu proses refleksi pada diri sendiri, dimana dalam masa tersebut kita menjadi lebih dekat dengan diri kita sendiri.
Biarlah kesadaran tertinggi di dalam diri kita yang akan membimbing kita terlepas dari masa-masa penyesalan tersebut. Atau bisa juga dengan menetapkan “berapa lama saya akan menikmati masa penyesalan”, mungkin terkesan sedikit konyol namun hal ini bisa menjadi efektif untuk dapat segera move on dan segera melanjutkan perjalanan hidup ataupun mengejar harapan yang belum terselesaikan. Dengan demikian penyesalan kita akan menjadi halal dan lebih bermanfaat bukan?