Tidak akan ada habisnya jika kita bereksplorasi tentang dunia hipnosis. Mulai dari pendekatan, teknik, pola bahasa hingga fenomena hipnosis. Dan dalam kesempatan kali ini, akan dibahas tentang salah satu fenomena yang dapat dilakukan dengan menggunakan hipnosis, yaitu suatu keadaan trans hipnosis yang sangat dalam yang seringkali digunakan untuk kegiatan medikal hipnosis.
James Esdaile adalah seorang dokter yang menganut ajaran Mesmerisme, dan mengembangkan hipnosis dalam dunia medis. Esdaile menggunakan hipnosis untuk membantu para pasien tidak merasakan kesakitan pada saat operasi, karena di masanya obat bius masih belum ditemukan. Dan sangat wajar bila pasien menjerit dan meraung-raung kesakitan pada saat di operasi.
Hingga pada akhirnya esdaile berhasil mengembangkan sebuah kondisi hipnosis yang mendekati kondisi comma secara medis. Oleh karenanya kondisi ini dikenal dengan comma state/esdaile state. Beberapa tindakan operasi besar hingga tindakan amputasi dapat dilakukan olehnya kepada hampir 30 pasien, dan juga ratusan operasi ringan.
Tentu saja ketika pasien memasuki kondisi ini, mereka dapat melalui proses operasi dan juga amputasi tanpa merasakan kesakitan dan tanpa perlu menjerit sakit.Seiring dengan perkembangan hipnosis dan hipnoterapi di dunia, akhirnya ditemukanlah metode dan juga rumusan yang dilakukan oleh Esdaile dalam melakukan hipnosis hingga pada skala kedalaman tersebut agar dapat dilakukan operasi ataupun tindakan medis tanpa pasien merasakan kesakitan.
Baca juga : Penyebab Utama Gagalnya Proses Hypnosis
Kondisi comma state bila diukur dengan skala kedalaman hipnosis berada pada level Ultra Deep Trance. Suatu kondisi dimana bila seseorang memasukinya akan mengalami relaksasi fisik dan mental secara sempurna, muncul fenomena anesthesia total dan juga merasakan euphoria mental. Membawa subyek memasuki kondisi hipnosis adalah perkara yang mudah, namun untuk membawa subyek kembali pada kesadaran normal/terminasi kondisi comma state, dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang lebih.
Seringkali subyek “terjebak” dalam kondisi ini. Itu karena ketika subyek memasuki kondisi ini menjadi tidak sugestif atau sulit untuk menerima sugesti. Ini adalah salah satu kelemahan dari comma state. Namun di balik kelemahan ini, comma state mempunyai efek yang luar biasa untuk proses penyembuhan ketika seseorang baru saja sembuh dari sakit fisik.
Teknik untuk membawa subyek memasuki kondisi comma state diawali dengan metode induksi Dave Elman, yang kemudian setelah subyek berada dalam kondisi somnambulisme dilanjutkan dengan deepening comma state. yaitu dengan membimbing klien untuk berimajinasi menuruni sebuah gedung sebanyak 3 lantai dengan menggunakan eskalator. Dan disaat klien mencapai lantai ke tiga (paling bawah) diharapkan sudah memasuki kondisi ini.
Untuk memastikan bahwa subyek sudah memasuki kondisi ini, maka perlu dilakukan serangkaian tes untuk dijadikan tolak ukur. Beberapa fenomena yang muncul pada subyek ketika memasuki kondisi ini yaitu : catatonia, total anesthesia, tidak bisa menggerakkan anggota tubuh (tangan, kaki, dll.), dan subyek menolak untuk dibangunkan/terminasi.
Materi pembahasan tentang comma state sangat jarang ditemui dan dipelajari. Biasanya dikhususkan untuk pembelajaran clinical hypnotherapy.