Komunikasi adalah suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan manusia dalam sehari-harinya. Oleh karenanya tidak ada satupun manusia hidup yang terlepas dari komunikasi, baik komunikasi intrapersonal maupun intra personal. Membahas komunikasi interpersonal, setiap orang tentu mempunyai tujuannya masing-masing. Ada yang sekedar ingin menyampaikan informasi dan adapula yang berkeinginan untuk dapat membujuk rayu bahkan mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain.
Bagi Anda yang menekuni bidang hypnosis, Anda tentu mengetahui bahwa hypnosis tidak terlepas dari komunikasi pula, baik komunikasi verbal maupun non-verbal. Dalam tujuannya, komunikasi hipnotik pun dapat dimanfaatkan untuk bujuk rayu hingga mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain. Namun, adalah tujuan yang berbeda antara kegiatan komunikasi bujuk rayu dan komunikasi yang mempengaruhi. Dan dalam artikel Persuasion or Influence?! Ini, Anda akan mendapatkan pemahaman baru tentang dunia komunikasi hipnotik.
Komunikasi Persuasi atau komunikasi bujuk rayu adalah sebuah kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk merayu pikiran dan perasaan orang lain agar tertarik pada suatu hal yang ditawarkan oleh seorang komunikator, dan dikatakan “merayu” karena tidak ada unsur paksaan dalam “menawarkan” suatu hal kepada orang lain. Sedangkan komunikasi yang mempengaruhi (Influence Communication) mempunyai efek yang berbeda dibandingkan komunikasi persuasi. Dalam komunikasi yang mempengaruhi, pikiran orang lain dibuat seakan-akan terinfeksi oleh “virus pesan/virus informasi” yang disampaikan oleh seorang komunikator, sehingga besar kemungkinannya informasi yang disampaikan oleh komunikator yang menggunakan Influence Communication ini melekat erat pada pikiran pendengar atau penerima informasi.
Sebagai contoh, ketika mungkin Anda jalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan dan Anda bertemu oleh seorang sales (penjual) yang menawarkan produknya kepada Anda. Dengan kepiawaiannya dalam menawarkan produk, Anda bisa saja terbujuk untuk sekedar melihat/mencoba barang ataupun jasa yang ditawarkannya, atau bahkan hingga Anda berniat untuk membelinya. Dari sinilah Anda dapat mulai merasakan perbedaan antaraPersuasion Communication dengan Influence Communication.
Dapat dikatakan Influence Communication karena dari awal Anda tidak berniat atau mempunyai keinginan untuk membeli, sehingga akhirnya dengan pola bahasa yang digunakan oleh sales tersebut membuat Anda membeli produk atau jasa yang telah ditawarkan.
Baca juga : Frame Kunci Memenangkan Negosiasi
Orang yang piawai dalam membawakan Influence Communication dapat dengan mudahnya menggeser belief dan value Anda terhadap suatu hal. Sebagai contoh, bila Anda wanita yang sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan kemudian Anda diminta untuk mampir mendatangi salah satu counter produk kosmetik, dan Anda tahu bahwa persedian kosmetik Anda dirumah atau yang sedang Anda bawa masih dapat digunakan untuk beberapa bulan. Anda mungkin masih saja bisa membeli produk yang ditawarkannya. Aneh bukan?
Atau mungkin bila Anda seorang pria yang sedang jalan-jalan di pusat perbelanjaan dan Anda didekati kemudian ditawari oleh seorang atau beberapa Sales Promotion Girl (SPG) sebuah produk rokok, dan Anda tahu bahwa persedian rokok Anda masih cukup untuk beberapa jam kedepan atau bahkan hingga beberapa hari lagi. Anda masih saja mau membeli produk yang ditawarkan oleh SPG tersebut (dengan apapun alasannya). Mungkin peristiwa ini pernah atau seringkali dialamioleh beberapa dari kita.
Menurut Anda, sekarang, lebih efektif mana antara Persuasion Communication dengan Influence Communication? Bila Anda memilih Influence Communication, maka Anda berada pada pilihan yang tepat. Lalu apakah salah bila memilih Persuasion Communication? Tidak ada yang salah dengan pilihan Anda. Tentu saha semua komunikasi yang Anda lakukan memiliki tujuan tersendiri kan?
Dalam Mind Bending Language System (Advanced Covert Hypnosis) yang diajarkan oleh Igor Ledochowski, Igor mengatakan “Don’t persuade, but Influence!!” hal ini mengajarkan saya untuk tidak sekedar membujuk rayu saja, bila dengan mempengaruhi pikiran orang lain dapat menjadi hal yang menguntungkan untuk kita, mengapa tidak? Dan dari pemahaman dan juga pengalaman saya di bidang ini, komunikasi bujuk rayu adalah hal yang dikuasai terlebih dahulu, dan orang menjadi terpangaruhi dari apa yang kita sampaikan nantinya itu adalah side effect yang dapat dimunculkan.
Mempengaruhi pikiran orang lain dalam tujuan yang negatif diistilahkan dengan manipulasi atau propaganda. Dan dalam melatih komunikasi yang dapat mempengaruhi pikiran orang lain, setidaknya kita HARUS mengasah kemampuan komunikasi verbal dan non-verbal. Karena komunikasi verbal dan non-verbal inilah yang menjadi faktor pendukung utama dalam membawakan Influence Communication. Beberapa hal yang dapat Anda pelajari untuk meningkatkan Influence Communication adalah intonasi suara, jeda, power, tempo dan pola bahasa.
Salam belajar!