Hipnosis – Personal Trance Word, Sugesti, Kegagalan (Mastering Part 3)

Home » Hypnosis » Hipnosis – Personal Trance Word, Sugesti, Kegagalan (Mastering Part 3)

Hipnosis – Personal Trance Word, Sugesti, Kegagalan (Mastering Part 3)

Sebelum membaca materi hipnosis di halaman ini, pastikan Anda telah membaca Artikel Sebelumnya [ Part 1 ] dan [ Part 2 ].

PERSONAL TRANCE WORDS

Salah satu kunci keberhasilan dalam kegiatan hipnosis adalah kepiawaian seorang hipnotis dalam merancang sugesti. Kekuatan sugesti sendiri juga terdapat dari konstruksi bahasa, frasa, terminologi hingga diksi (pilihan kata).

Sehubungan dengan diksi, ada sebuah pembahasan khusus dalam sugesti yang dikenal dengan personal trance words. Dari pengamatan saya, hal ini belum banyak diketahui dan dipelajari bagi para praktisi hipnosis, bahkan pengajar hipnosis sekalipun. Jika Anda sudah pernah belajar hal ini, maka Anda sudah pernah belajar pada pengajar yang menguasai pengetahuan dan wawasan tentang sugesti cukup luas.

Kembali pada pembahasan personal trance words, sederhananya ini merupakan kata atau kata-kata yang dapat menjadi pemicu trans yang bersifat personal. Artinya, satu atau beberapa kata yang dapat memicu trans seseorang belum tentu juga dapat menjadi pemicu trans orang yang lain.

Berbeda dengan trance words, yang sifatnya lebih general dan universal. Kalau trance words merupakan kata-kata umum yang dipakai untuk memicu trans subyek, seperti kata : bayangkan, amati dengan seksama, ingat kembali, rasakan, perhatikan, resapi, dan lain-lain. Dengan menggunakan trance words seperti ini bisa dimanfaatkan untuk memicu subyek mengalami trans. Contohnya : “silahkan amati dengan seksama nafas Anda …” penggunaan trance words seperti ini dapat mengerucutkan fokus subyek kepada nafasnya, dan karena fokusnya dikerucutkan maka dengan sendirinya ia akan mengalami trans.

Personal Trance Words ini sifatnya lebih unik dan personal. Satu atau beberapa kata tertentu memiliki makna yang dapat menjadi pemicu dan membuat subyek mengakses suatu memori di dalam dirinya. Jadi setiap subyek tentu memiliki personal trance words-nya masing-masing.

Sebagai contoh sugesti seperti ini, “disaat Anda merasa tenang dan damai, ini bagaikan Anda terbang tinggi bebas di langit …Anda merasa bebas …”.

Kata “terbang tinggi bebas di langit” akan menjadi suatu masalah bagi subyek yang memiliki phobia ketinggian. Bisa jadi subyek langsung kaget dan “terbangun” dari keadaan relaks dan dirinya langsung diselimuti ketakutan atas phobia-nya. Tentu kejadian seperti ini adalah kesalahan yang tidak disadari oleh hipnotis dalam penggunaan diksi yang memunculkan personal trance words.

Personal Trance Words dapat dikenali dari proses interaksi dan juga observasi pada subyek. Seorang hipnotis perlu jeli dalam mengenali kejadian-kejadian traumatik dan juga kata-kata yang dapat menjadi pemicunya. Selain itu, jika ditemukan personal trance words yang dapat dimanfaatkan agar subyek lebih mudah masuk ke dalam kondisi trans, maka hal ini dapat Anda manfaatkan untuk membuat subyek menjadi lebih mudah memasuki kondisi trans.

CATATAN PENTING :

Personal trance words bukanlah pola bahasa hipnotik. Karena setiap subyek atau klien memiliki keunikannya masing-masing, maka personal trance words-nya berbeda-beda. Sedangkan pada penggunaan pola bahasa hipnotik, cenderung lebih dapat dipilih dan diaplikasikan ke berbagai tipe atau karakteristik subyek. Personal Trance Words juga dapat dikatakan sebagai “linguistic anchor.

MERANCANG DAN MENYUSUN SUGESTI HIPNOSIS

Salah satu parameter kualitas seorang hipnotis dapat dinilai dari sugesti yang digunakannya. Saya pribadi juga menggunakan hal ini untuk mengukur kualitas praktisi hipnosis. Karena sugesti adalah “senjata utama” setiap praktisi hipnosis, maka Anda pun perlu memberikan perhatian yang lebih dalam urusan merancang dan menyusun sugesti.

Kebanyakan orang yang baru saja mempelajari hipnosis akan mengalami kebingungan dalam merancang dan menyusun sugesti. Seringkali mereka berpikir, “sugestinya gimana ya?”, “skripnya kog gak ada ya?”, pernah mengalami kejadian seperti ini?

Bahkan parahnya lagi, masih banyak orang yang sudah cukup lama mempelajari hipnosis tapi masih bingung dalam merancang dan menyusun sugesti! Dan ada juga yang masih terpaku dengan skrip-skrip hipnosis yang didapat dari pelatihan hipnosis.

Perlu disadari bahwa kecerdasan berbahasa perlu dilatih bagi siapa saja yang berkecimpung di dunia hipnosis. Yang namanya kecerdasan, dapat diperoleh dari proses belajar dan berlatih. Walau memang ada kecenderungan beberapa manusia memiliki “bakat” dalam kecerdasan berbahasa. Itulah sebabnya praktisi yang masih lemah dalam komunikasi dalam mengutarakan idenya akan menjumpai hambatan dalam proses belajar hipnosis.

Dan berikut ini beberapa tips untuk merancang dan menyusun sugesti yang dapat segera Anda praktekkan :

  • Mulailah Dengan Meniru

Salah satu kemampuan alamiah yang dimiliki manusia dalam proses belajar adalah meniru. Sejak kecil hingga berapapun usia manusia, kemampuan ini akan selalu ada. Kita belajar berbicara dengan meniru, kita belajar melakukan sesuatu juga dengan meniru. Maka, untuk dapat memulai belajar merancang dan menyusun sugesti adalah dengan meniru.

Tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses meniru ini, diantaranya yaitu meniru mereka para pakar yang sudah kita tahu sendiri keberhasilannya dalam menyampaikan sugesti. Untuk di awal proses belajar, tiru persis apa yang mereka katakan. Mulai dari ekspresi, intonasi, ritme, penekanan, tempo, jeda, pilihan kata, struktur bahasa, dan lain-lain. Semuanya ditiru persis dan latih secara terus menerus baik kepada subyek, bisa juga dengan merekam diri Anda sendiri dengan media perekam video atau audio agar dapat Anda pelajari ulang.

  • Modifikasi Susunan Skrip yang Pernah Anda Dapat

Dari sekian banyak referensi tentang skrip hipnosis yang pernah Anda ketahui, mulai belajar untuk melakukan modifikasi diksi yang ada di dalamnya. Cara ini cukup efektif untuk memicu kreatifitas dan juga kecerdasan berbahasa.

Setelah dibaca secara seksama dan dipahami alur serta struktur sugestinya, maka kembangkan skrip tersebut sesuai dengan keadaan di lapangan yang Anda temui. Semisal, Anda membutuhkan penggunaan bahasa daerah, maka ubah saja skrip tersebut menjadi bahasa daerah Anda.

Untuk menjadi kreatif dapat distimulus dengan memperbanyak referensi, semakin banyak referensi yang Anda dapatkan tentang skrip hipnosis maka semakin besar pula kemampuan Anda dalam melakukan kreasi sugesti hipnosis.

  • Gunakan “Bahasa Ibu”

Bahasa Ibu adalah bahasa yang pertama kali kita pelajari dan kuasai, hal ini mencakup logat, dialek, bahasa daerah, intonasi, diksi (pilihan kata) dan yang semisalnya. Kebanyakan orang pada umumnya sudah terbiasa menggunakan bahasa ibu dalam keseharian, hanya saja ketika mempelajari hipnosis seolah-olah dituntut untuk mengubah cara dan gaya dalam berbahasa. Padahal inti dari kegiatan hipnosis adalah membuat komunikasi menjadi lebih berhasil diterima dengan mudah oleh pikiran bawah sadar subyek.

Itulah sebabnya, hal ini yang akhirnya menjadi salah satu hambatan dalam merancang dan menyusun sugesti. Yaitu ketika mengubah kebiasaan dalam berbahasa. Ini yang saya temukan dari para pembelajar hipnosis di seluruh negeri.

Jika Anda mempraktekkan hipnosis pada teman yang sudah mengenal Anda dengan baik, maka gunakan saja Bahasa Ibu yang sering Anda gunakan dengannya. Karena dengan mengubah gaya berbahasa, Anda akan di cap “aneh” oleh pikiran teman Anda. Yang akhirnya Anda tidak berhasil menciptakan koneksi dengan pikiran bawah sadar dengan teman Anda. Tidak perlu mengubah gaya bahasa, gunakan bahasa yang selalu Anda gunakan, hanya saja di dalamnya sudah terdapat metodologi dan juga teknik-teknik hipnosis yang sudah Anda pelajari sebelumnya. Kecuali jika Anda bertemu dengan subyek atau klien yng belum pernah bertemu, maka Anda perlu belajar mengubah gaya berbahasa Anda agar terkesan lebih natural dan lebih mudah diterima oleh subyek dengan tipe ini.

  • Tulis Rancangan Sugesti Anda

Kemampuan berbahasa Anda dalam menyusun sugesti akan sangat terbantu dengan menulis. Ini yang dulu saya lakukan dalam merancang dan menyusun sugesti. Karena dengan menulisnya, saya menjadi lebih mudah mengatur struktur, urutan dan diksi yang saya gunakan. Cara ini sangat efektif untuk digunakan dalam membuat sugesti jika kemampuan Anda menyampaikan sugesti secara spontan belum Anda kuasai.

Kemudian baca apa yang sudah Anda tuliskan, karena Anda dapat sekaligus belajar melatih tempo, ritme, jeda hingga intonasi dalam menyampaikan sugesti dari sini.

CATATAN PENTING :

Jika setelah menerapkan tips-tips di atas masih belum juga membuat Anda mampu dalam merancang dan menyusun sugesti, maka ada indikasi bahwa Anda perlu belajar berkomunikasi lebih lanjut dan juga terus belajar dan meningkatkan kecerdasan bahasa Anda terlebih dahulu.

Bisa jadi, ada indikasi gangguan komunikasi yang ada pada diri Anda. Silahkan Anda gunakan google untuk mencari “gangguan komunikasi”,  karena buku ini tidak ditujukan untuk membahas gangguan komunikasi, hehehe …

SUBYEK HIPNOSIS TIDAK BISA MENCAPAI DEEP TRANCE

Ini dia permasalahan yang sering muncul pada praktisi hipnosis, yaitu subyek tidak bisa mencapai keadaan deep trance dalam proses hipnosis! Apakah memang setiap orang tidak bisa mencapai kondisi deep trance? Ataukah ada faktor-faktor penghambatnya?

Jadi begini, salah satu kemampuan yang perlu dikuasai seorang hipnotis adalah mampu membawa subyek untuk masuk dalam kondisi trans. Tentang seberapa dalam subyek dapat masuk dalam kondisi trans, ini sebuah kompetensi yang berbeda.

Karena proses membuat subyek masuk dalam kondisi trans disebut dengan induction (induksi), sedangkan untuk dapat membuat subyek masuk dalam kondisi deep trance disebut dengan deepening (pendalaman). Dalam struktur proses hipnosis, keduanya berada pada tahapan yang berbeda. Artinya, teknik induction itu berdiri sendiri dan teknik deepening juga berdiri sendiri. Walau keduanya saling memengaruhi dalam proses hipnosis. Teknik induction yang tepat bila tidak diikuti dengan teknik deepening yang tepat tentu dapat membuat subyek “terbangung” dari trans-nya.

Subyek tidak bisa mencapai kondisi deep trance ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Untuk faktor internalnya diantaranya :

  • Kemampuan subyek dalam memahami sugesti.
  • Tingkat sugestifitas atau kepatuhan subyek terhadap Anda.
  • Keadaan emosi subyek pada saat proses hipnosis berlangsung.
  • Tingkat kepercayaan subyek kepada Anda (ia merasa aman atau terancam).
  • Tingkat keaktifan berpikir subyek dalam proses hipnosis.
  • Belum memahami keadaan trans.
  • Belum bersedia sepenuhnya untuk dilakukan proses hipnosis.

Sedangkan faktor eksternal yang memengaruhi tingkat kedalaman trans subyek yaitu :

  • Keadaan lingkungan pada saat proses hipnosis berlangsung.
  • Kejelian dan kepiawaian praktisi hipnosis dalam menggunakan teknik deepening.
  • Sugesti yang diberikan hipnotis.
  • Ketidak pahaman hipnosis terhadap sinyal dan fenomena trans.

Perlu diketahui juga, teknik deepening yang dipelajari di setiap level pembelajaran hipnosis itu berbeda. Teknik deepening yang dipelajari oleh seseorang yang hanya mengenyam jenjang fundamental hypnotherapy (hipnoterapi dasar) tentu akan berbeda dengan mereka yang sudah mempelajari teknik deepening di level advanced hypnotherapy atau bahkan di level clinical hypnotherapy.

Itulah sebabnya, semakin tinggi jenjang pembelajaran yang diikuti oleh seseorang dalam proses mempelajari hipnosis, maka semakin banyak pula teknik-teknik dan juga pendekatan-pendekatan yang dipelajari.

Selain itu, kebutuhan trans dalam setiap kegiatan hipnosis juga berbeda-beda. Dalam konteks hipnoterapi misalnya, memang dibutuhkan klien berada dalam keadaan deep trance untuk dapat mencapai perubahan pola piker dan perilakunya. Sedangkan dalam konteks hipnosis hiburan, hanya dibutuhkan di level kedalaman trans yang ringan dan sedang.

CATATAN PENTING :

Cukup praktekkan apa yang sudah dipelajari di tiap level pembelajaran hypnosis. Bila memang di level pembelajaran yang telah diikuti tidak diajarkan untuk membuat subyek masuk dalam kondisi deep trance, maka ikuti saja instruksi yang sudah Anda dapatkan.

Bijak dalam menerapkan hipnosis sesuai dengan jenjang pembelajaran justru akan memudahkan diri praktisi hipnosis sendiri. Tidak perlu memaksakan menggunakan teknik-teknik yang belum dipelajari di jenjang pembelajaran hipnosis yang sudah diikuti.

Sebagai contoh, seorang yang baru mengikuti pelatihan hipnoterapi dasar tidak akan memahami atau bahkan tidak mampu untuk membimbing subyek memasuki kondisi Comma State atau Ultra Depth, karena memang belum saatnya untuk melakukan hal tersebut di jenjang pembelajaran hipnoterapi dasar.

PINTU PEMBUKA KEGAGALAN HIPNOSIS

Memang sih gak akan ada habisnya kalau membahas tentang penyebab gagalnya hipnosis. Dan tentu saja ini masih menjadi topik yang menarik dan seru untuk dibahas. Dari segala penyebab kegagalam hipnosis, saya beranggapan bahwa ini merupakan core of the core alias intinya inti dari segala penyebab kegagalan hipnosis. Itulah sebabnya saya memilih tema pintu pembuka kegagalan hipnosis!

Kalau diperhatikan dari struktur lengkap proses hipnosis, pre induction menempati posisi pertama. Dan karena ini merupakan langkah awal dalam kegiatan hipnosis, maka dapat dikatakan bahwa ini adalah “pintu” dari kegiatan hipnosis. Dan betul, gagal dalam pre induction maka gagal pula seluruh kegiatan hipnosis yang akan dilakukan.

Tahapan ini tidak bisa dan tidak boleh dianggap remeh! Banyak hal-hal kecil yang terlewatkan dari para praktisi hipnosis pada tahapan ini, padahal dengan memperhatikan hal-hal kecil ini dapat berdampak besar dalam kegiatan hipnosis secara keseluruhan.

Dan inilah hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam tahapan pra induksi :

  1. Mendapatkan perhatian dan fokus subyek.

Seorang hipnotis wajib untuk bisa mendapatkan perhatian atau fokus dari subyek, setelah fokus sudah didapatkan maka langkah berikutnya adalah mempertahankan fokus subyek. Mengapa ini menjadi hal yang penting? Karena sugesti tidak akan dapat bekerja bila Anda tidak mendapatkan perhatian dari subyek. Kata-kata atau sugesti yang Anda sampaikan tidak akan diproses dengan baik oleh pikirannya.

  • Subyek belum merasa aman dan nyaman dengan Anda

Perasaan aman dan nyaman merupakan kebutuhan dasar dari pikiran bawah sadar. Yang artinya, hal ini wajib dipenuhi agar subyek dapata “menyerahkan” dirinya kepada Anda untuk dilakukan proses hipnosis. Rasa aman dan nyaman inilah yang membuat subyek juga dapat memberikan kepercayaannya kepada Anda. Tunjukkan bahwa Anda adalah pribadi yang menyenangkan dan komunikatif. Karena ini yang menjadi penilaian awal bagi kebanyakan orang untuk bisa membuatnya merasa aman dan nyaman.

  • Menjelaskan tentang keadaan dan proses hipnosis

Ketidak tahuan subyek tentang keadaan dan proses hipnosis dapat menjadi faktor yang cukup besar untuk menggagalkan kegiatan hipnosis. Banyak subyek yang awam mengira dan menduga-duga tentang kegiatan hipnosis itu seperti yang mereka lihat di televisi. Padahal kegiatan hipnosis yang ada di televisi tidak semuanya benar. Itulah sebabnya, tugas penting Anda sebagai seorang hipnotis adalah memberikan edukasi yang benar dan tepata tentang hipnosis kepada subyek sebelum Anda melakukan proses hipnosis kepadanya.

Demikianlah 10 tips penting tentang hipnosis yang dapat Anda terapkan dalam praktek hipnosis ataupun hipnoterapi. Semoga menjadi manfaat untuk Anda.

Idrus putra

Konsultasikan kebutuhan training Anda sekarang. Bersama Ahlinya, setiap perubahan pasti lebih mudah dilakukan.